Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

permasalahan pendidikan

PERMASALAHAN PENDIDIKAN NASIONAL MAUPUN ISLAM
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Sabaruddin, M.Si

Disusun Oleh :
Muchamad Mufid






JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pendidikan terus menjadi topik yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Hubungan pendidikan dengan berbagai dimensi kehidupan tidak akan pernah lepas karena pengaruh timbal balik yang ditimbulkannya cukup besar. Bahkan pendidikan telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Seiring dengan arus modernisasi, perkembangan teknologi informatika juga turut berpengaruhterhadap proses penyelenggaraan pendidikan yang berimbas pada pengelolaan dan
pelaksanaannya.
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
2.      Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
3.      Apa saja solusi untuk mengatasinya?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui arti problematika pendidikan.
2.      Untuk mengetahui masalah-masalah pokok pendidikan di Indonesia.
3.      Untuk mengetahui beberapa solusi dari masalah-masalah pendidikan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Problematika Pendidikan
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh  seorang individu.
Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.[1]
B.     Masalah-Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia
1.      Masalah Perencanaan Pendidikan
Apabila perencanaan dipilih sebagai suatu jalan untuk pembangunan pendidikan nasional, maka salah satu permasalahan yang harus segera dihadapi adalah menentukan pola dan kerangka perencanaan dasar tersebut. Penentuan pola dasar ini mempunyai arti yang penting, oleh karena perencanaan pendidikan masih menghadapi berbagai penrmasalahan antara lain :
a.       Produk perencanaan pendidikan belum memenuhi syarat sebagai landasan untuk pembangunan pendidikan. Perencanaan pendidikan yang telah dilakukan masih bersifat tambal sulam, tidak terarah, tidak sistematis, tidak bersifat menyeluruh, tidak mencakup aspek-aspek pendidikan dan didasarkan pada data yang kurang dapat dipercayai.
b.      Tidak ada kepastian organisatoris, siapa yang harus mengurus menyusun perencanaan pendidikan.
c.       Kurangnya ahli perencana/statistic pendidikan.
d.      Statistic pendidikan belum memenuhi syarat.
e.       Kurangnya fasilitas penrencanaan pendidikan.[2]
2.      Masalah guru dan tenaga kependidikan
Permasalahan mengenai guru dan tnaga kependidikan ini antara lain meliputi hal-hal berikut:
a.       Pengadaan tenaga dalam rangka pendidikan formal dan nonformal, ditinjau secara kuantitatif maupun kualitatif. Masalah pengadaan guru timbul disebabkan karena kualitas guru SPG maupun lulusan IKIP masih kurang dan kurang memenuhi syarat, karena itu masih sukar mengadakan perencanaan rasio guru sebaik mungkin.tidak seimbangnya rasio guru murid ini menyebabkan jumlah jam mengajar guru di sekolah-sekolah kurang dapat diatur dengan baik sehingga mngurangi efisiensi dan intensitas mengajarnya.
b.      Pengangkatan guru negeri.
c.       Penyebaran/penempatan. Lancarnya penyelesaian urusan pengangkatan guru-guru tentu saja akan mempermudah pelaksanaan penyebaran tenaga-tenaga guru. Masalah penyebaran ini menjadi suatu masalah yang penting apabila diinginkan adanya pembangunan pendidikan yang meluas di seluruh Indonesia, serta mengingat adanya perbedaan di berbagai wilayah Negara kita. Ini meliputi masalah perpindahan tenaga-tenaga guru,penampungan dan penyesuaian.
d.      Penataran. Kualitas pendidik harus selalu dikembangkan dan ditingkatkan. Masalah yng timbul di bidang ini adalah bagaimana system penataran dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan secata optimal, berdasarkan keterbatasan yang ada.
e.       Status dan kesejahteraan. System pengadaan maupun pengembangan profesi guru tampaknya perlu dikaitkan dengan usaha yang jelas untuk meningkatkan status dan kesejahteraan guru. Namun demikian dipertanyakan pula sejauh mana status dan kesejahteraan tersebut memang akan mempunyai arti, karena wibawa guru juga harus ditentukan oleh penghayatan para guru sendiri sebagai pendidik.[3]
f.       Jenis kelamin.
3.      Masalah organisasi dan administrasi
System organisasi dan administrasi merupakan mekanisme yang menentukan pelaksanaan pendidikan nasional dengan segala kompleksitasnya. Kompleksitas meminta adanya penataan system organisasi yang jelas. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai departemen yang masing-masing mempunyai kegiatan pendidikan. Masalah ini biasanya disebut sebagai masalah multi administrasi pendidikan.
Organisasi penyelenggara pendidikan di Indonesia adalah kompleks. Departemen P dan K hanya mengurus sebagian dari pendidikan. Departemen agama mengurus juga pendidikan  parallel dengan departemen P dan K, bahkan lebih luas. Sedangkan pendidikan dasar diurus oleh propinsi dan Departemen Agama mengurus pendidikan dasar yang yang berorientasi pada agama. Departemen P dan K sendiri selanjutnya perlu pula mengembangkan system organisasi dan administrasi yang tepat meliputi tingkat pusat, tingkat wilayah, perencanaan, pelaksanaan, bidang teknis edukatif maupun bidang teknis administrative.
Dalam bidang organisasi dan administrasi ini terdapat beberapa permasalahan, antara lain:
a.       System organisasi dan administrasi yang belum efisien.
b.      Kuantitas dan kualitas personal yang tidak tersusun dalam formasi yang rasional, tidak seimbang dalam berbagai unit kerja.
c.       Kurangnya tenaga ahli administrasi pendidikan.
d.      Prosedur administrasi pendidikan yang berbelit-belit.
e.       Interaksi dan komunikasi yang kurang lancer antara berbagai unit organisasi dan administrasi baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, serta antara pusat dan daerah.
f.       Kurangnya fasilitas dan pembiayaan organisasi dan administrasi pendidikan.
Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Hal ini tampak dari banyaknya anak yang drop-out, banyak anak yang belum dapat pelayanan pendidikan, banyak anak yang tinggal kelas, dan kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi anak-anak yang lemah maupun yang luar biasa cerdas dan genius. Oleh karena itu, harus berusaha untuk menemukan cara agar pelaksanaan pendidikan menjadi efisien.[4]
4.      Masalah fasilitas pendidikan
Pengadaan fasilitas pendidikan pada pokoknya meiputi tiga komponen:
a.       Masalah gedung. Erat hubungannya dengan masalah gedung adalah masalah pengadaan tanah dan bangunan. Disamping itu oleh karena aspek kuantitatif lebih diutamakan timbullah masalah kualitatif termasuk tenaga pengajarnya dan perlengkapan-perlengkapan pendidikan lainnya.
b.      Masalah buku. Masalah buku meliputi masalah standardisasi penulisan, penerbitan dan penyebaran. Pengadaan dan penyebaran buku baik untuk murid maupun untuk guru adalah amat penting. Disamping itu diperlukan pula pengadaan buku-buku dalam rangka pengembangan perpustakaan.
c.       Masalah perlengkapan lainnya. Masalah ini meliputi alat-alat yang diperlukan untuk suatu proses pendidikan. Keperluan akan fasilitas tersebut berbeda-beda sesuai dengan tujuan, struktur, jenis dan metode pendidikan.
5.      Masalah pembiayaan
Ada tiga permasalahan pokok yang berkenaan dengan pembiayaan pendidikan:
a.       Masalah pengadaan. Masalah ini pada dasarnya adalah masalah sumber. Sumber pembiayaan pendidikan di Indonesia ada tiga yaitu: anggaran belanja Negara, masyarakat dan sumber luat negeri. Masalah utama dalam hal ini adalah terbatasnya dana untuk membiayai pendidikan nasional.[5]
b.      Masalah penggunaan. Dana pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk memungkinkan pelaksanaan komponen-komponen pendidikan nasional. Hal ini mencakup komponen-komponen menurut bidang-bidang didalam system pendidikan nasional maupun komponen-komponen menurut wilayah.belum adanya penjabaran yang mantap dan terperinci mengenai  komponen-komponen tersebut merupakan salah satu hambatan dalam rangka penggunaan dana secara efisien dan efektif. Kompinen-komponen didalam pembiayaan pada pokoknya meliputi tiga hal: tenaga, perlengkapan dan pemeliharaan.
c.       Masalah perencanaan.perencanaan merupakan suatu jembatan antara pengaaan dan penggunaan biaya. Belum adanya komponen-komponen pendidikan yang dapat dikenal secara mantap dan jelas menyebabkan kesukaran di dalam perencanaan pembiayaan pendidikan.
6.      Masalah partisipasi rakyat.
Masalah ini timbul disebabkan karena pendidikan harus diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat. Disamping itu masalah ini timbul juga oleh karena di Indonesia terdapat lembaga-lembaga pendidikan swasta. Partisipasi masyarakat kiranya harus dikaitkan dengan seluruh pola pendidikan nasional yang meliputi tujuan, struktur, kurikulum, organisasi dan administrasi serta pembiayaan.
Oleh karena pendidikan amat berkaitan dengan pembangunan maka berkenaan dengan masalah partisipasi masyarakat ini terdapat suatu aspek permasalahan yang amat penting, yaitu:
a.       Hubungan antara sekolah dan masyarakat. Masalah ini pada dasarnya timbul dari pemikiran untuk menjadikan sekolah sebagai salah satu pusat perkembangan masyarakat. Kalau pendidikan adalah faktor pengubah didalam masyarakat maka sekolah-sekolah harus menjadi pusat perubahan masyarakat.
b.      Sumbangan masyarakat kepada usaha pendidikan. Masalah ini didasarkan dari kenyataan bahwa terdapat pusat-pusat lain di luar sekolah yang mempunya potensi edukatif. Hal ini terutama terdapat pada pusat-pusat usaha.
7.      Masalah perundang-undangan
Suatu perundang-undangan haruslah terlebih dahulu didasarkan atas adanya konsep mengenai pendidikan nasional itu sendiri, sebab perundang-undangan itu adalah mekanisme pengamanan untuk pelaksanaan konsep pendidikan nasional tersebut. Berhubungan dengan hal ini nampaknya ada dua faktor yang perlu dipertimbangkan:
a.       Penyusunan konsep itu sendiri. Penyusunan konsep pendidikan nasional harus didasarkan atas studi dan analisa mengenai perkembangan nasional pada umumnya. Namun demikian konsep ini harus dilandasi pula dengan adanya sikap dan komitmen nasional.
b.      Faktor politik. Perkembangan kehidupan politik di Indonesia yang kebanyakan masih berkisar pada masalah sikap dan komitmen nasional tersebut, dengan sendirinya mempunyai akibatnya pula didalam usaha menentukan pendidikan nasional sebagai pilihan.pelajar dan mahasiswa mempunyai peranan yang amat besar didalam perubahan politik. Akan tetapi didalam perkembangan selanjutnya terdapatlah permasalahan untuk membawa kembali para pelajar dan mahasiswa itu ke dalam tugas pokoknya, yaitu belajar.
8.      Masalah pemerataan dalam pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Sangat besar pengaruh pendidikan demi kelangsungan hidup suatu bangsa, maka pelaksanaannya perlu diratakan dalam arti penyebaran pelayanan pendidikan atau peningkatan setara kuantitatif maupun kualitatif.
Secara kuantitatif perkembangan pendidikan cukup memadai, namun dilihat dari:
a.       Segi pemerataan, kesempatan memperoleh pendidikan bagi anak-anak Indonesia memang cukup meluas. Tetapi pengadaan sekolah masih terbatas di kota-kota saja.
b.      Segi mutu, pada awal perkembangannya memang menitik beratkan kepada segi kuantitatif dan usaha pemerataan. Selanjutnya baru segi kualitatif atau mutu diperhatikan.
Amanat yang menghendaki terciptanya pemerataan pendidikan antara lain:
a.       Asas demokrasi dalam pendidikan.
b.      Masalah geografis, ekonomis dan sosial.
c.       Masalah ledakan penduduk.
d.      Keragaman kemampuan jasmani dan mental peserta didik.
e.       Masalah penyediaan sarana prasarana.[6]
9.      Masalah relevansi pendidikan
Maslah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional serta kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang.
Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan ketahanan nasional. Oleh sebab itu, perlu keterpaduan di dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dengan pembangunan nasional tersebut. Sebagai contoh pendidikan di sekolah harus di rencanakan berdasarkan kebutuhan nyata dalam gerak pembangunan nasional, serta memperhatikan ciri-ciri ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan di wilayah-wilayah lingkungan tertentu.[7]
Telah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa tugas pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Masalah relevansi pendidikan mencakup  sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
Sebenarnya kriteria relevansi seperti yang dinyatakan  tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang pekerjaan yang ada antara lain sebagai berikut:
a)      Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya.
b)      Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan keluaran siap pakai. Yang ada ialah siap kembang.
c)      Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya tidak tersedia..
C.    Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan di Indonesia
1.      Membangun gedung sekolah seperti SD inpres atau ruangan belajar.
2.      Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
3.      Sistem guru kunjung.
4.      SMP terbuka.
5.      Kejar paket A dan B.
6.      Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
7.      Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
8.      Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
9.      Penyempurnaaan kurikulum
10.  Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
11.  Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
12.  Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
13.  Kegiatan pengendalian mutu.[8]





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah  masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.
Masalah-masalah pokok pendidikan di Indonesia :
1.      Masalah perencanaan pendidikan.
2.      Masalah guru dan tenaga kependidikan.
3.      Masalah organisasi dan administrasi.
4.      Masalah fasilitas pendidikan.
5.      Masalah pembiayaan pendidikan.
6.      Masalah partisipasi rakyat.
7.      Masalah perundang-undangan pendidikan.
8.      Masalah pemerataan pendidikan.
9.      Masalah relevansi pendidikan.
Solusi pemecahan problematika pendidikan :
1.    Membangun gedung sekolah seperti SD inpres atau ruangan belajar.
2.    Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
3.    Sistem guru kunjung.
4.    SMP terbuka.
5.    Kejar paket A dan B.
6.    Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka.
7.    Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
8.    Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
9.    Penyempurnaaan kurikulum
10.  Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
11.  Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
12.  Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
Kegiatan pengendalian mutu






DAFTAR PUSTAKA

Buchori, Mochtar. 1994. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia. Yogyakarka: Tiara Wacana Yogya.
Priyono, Onny S dan A.M.W. Pranarka.1979.Situasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: CSIS.
Idris, Zahara dan Lamal, Lisma. 1992. Pengantar Pendidikan 2. Jakarta: PT Grasindo.
Abu Ahmadi, Drs dan Nur Uhbiyati, Dra. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.





[1] Mochtar Buchori,  Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia, 1994, hlm. 46-47
[2] Onny S Prijono dan AM W Pranarka, Situasi Pendidikan di Indonesia, 1979, hlm. 101-102
[3] Ibid,. hlm. 111-113
[4] Zahara Idris dan Lisma Jamal, pengantar pendidikan 2, 1992, hlm. 60-61
[5] Badan Pengembangan Pendidikan, masalah, stategi dab program/proyek pendidikan, Dep. P&K, 1971, hal.68
[6] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, 2001, hlm. 260-263
[7] Zahara Idris dan Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan 2, 1002, hlm.60
[8] Umar Tirtarahardja dan La Sulo, pengantar pendidikan, 2005, hlm. 231

Posting Komentar

0 Komentar