Salam Lestari,
Hallo sobat! Pernahkah kalian mendengar istilah pecinta alam? Yupsss, biasanya pecinta alam identik dengan sebuah organisasi baik di tingkat Sekolah ataupun Kampus. Nahhh, dari namanya kiranya kalian sudah bisa menebak kalau pecinta alam merupakan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan alam.
Ingatkah ketika pertama kali film 5cm tayang di bioskop seluruh Indonesia apa yang terjadi? Hampir semua orang mempunyai keinginan untuk mencoba menjadi "pecinta alam dadakan." Waduh, sudah seperti tahu bulat aja yah? hihi. Sebagian besar dari mereka berbekal nekad mendaki gunung tanpa mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi.
Disadari atau tidak, deretan berita hilangnya pendaki, tersesat, bahkan kecelakaan di gunung seringkali muncul di media masa. Pecinta Alam pun mengalami banyak tuduhan atas apa yang tidak mereka perbuat. Seolah-olah jika terjadi tragedi memilukan seperti di atas akibat dari kegiatan pecinta alam, padahal merekalah yang hanya berbekal nekad tanpa pertimbangan.
Hal di atas pun masih satu dari sekian banyak macam kegiatan dalam kepecinta alaman, yakni pendakian. Banyak lagi kegiatan sejenis yang berkaitan dengan pecinta alam, seperti: rafting, climbing, caving dengan segala cabangnya masing-masing. Semua kegiatan tersebut tentu beresiko tinggi terlebih jika tidak mengenali ilmunya masing-masing.
Alih-alih mencintai alam dengan sepenuh hati menjaganya, justru keadaan bicara sebaliknya. Coba perhatikan, banyak sekali sampah-sampah menggunung di atas gunung. Yakin ndak miris melihatnya? Atau memang kalian salah satu yang membuang sampah di alam tersebut?
Pernah juga lho, sewaktu pendakian ke sebuah gunung saya menjumpai pendaki yang sedang membuat bakaran. Ehh tapi mereka malah meninggalkannya sebelum dipadamkan, padahal waktu itu adalah musim kemarau. Akhirnya meluaslah api yang semula kecil tersebut melebar ke ilalang yang telah kering.
Namun beruntunglah, para pendaki lain dengan sigap memadamkan api tersebut walaupun memang agak kewalahan. Tetapi yang begitu mengesalkan, yang bermain api di atas dengan santainya tetap melanjutkan perjalanan tanpa merasa bersalah. Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali, dan jadikanlah pelajaran berharga.
Contohlah seperti kelompok Pecinta Alam yang melakukan penghijauan di alam tandus atau melakukan bersih sampah. Coba andaikan saja masing-masing pendaki menanam satu pohon saja, pastilah alam kita akan tetap lestari. Ditambah dengan memungut sampah untuk dibawa dan dikumpulkan agar tidak merusak ekosistem tanah.
Nahhh, cobalah kita sekarang memaknai lebih dalam apa sih sebenarnya pecinta alam itu? Kalian tentu pernah kan merasakan cinta? Coba jika kalian cinta kepada pasangan kalian, pastilah mengasihi dan menyayangi dengan sepenuh hati. Yups, bukan hanya mencari kesenangan dari pasangan kalian, kalau itu namanya toxit. Jangan sampai deh begitu.
Menjalin hubungan yang harmonis lebih menenangkan jiwa lho, begitu juga jika kalian mengaku sebagai pecinta alam. Oleh karena itu, pikirkanlah apa yang dapat kalian berikan untuk alam. Bukan memikirkan apa yang akan kalian dapat dari alam.
Dan jika kalian memang benar-benar tertarik dengan kegiatan alam, bergabunglah dengan organisasi pecinta alam yang ada. Janganlah hanya sekedar ikut kopdar sana sini tetapi lupa bahwa pecinta alam itu ada wadahnya. Di organisasi pecinta alam banyak hal yang bakal kalian dapatkan, mulai dari ilmu tentang kepencintaalaman sebagai bekal kegiatan.
Namun tidak hanya itu, kalian bakal digembleng secara mental agar jangan sampai menjadi cengeng yang minta ditimang oleh alam. Tanpa mental yang ada hanyalah kesombongan seorang manusia yang tak punya nyali. Berakhirlah hidup dengan balutan kesombongan tanah yang malah merepotkan banyak orang.
Ingat! Pecinta Alam bukan Pemerkosa Alam.
2 Komentar
http://langitgelap.multiply.com/journal/item/2/DEFINISI-PECINTA-ALAM
BalasHapusIzin copas buat pengarahan Tim pecinta alam kami..
BalasHapus