Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

media audio

MAKALAH
MEDIA AUDIO
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas kelompok Pengembangan Media dan Sumber Belajar PAI
Dosen Pengampu : Dr. Sukiman S.Ag M.Pd
images.jpg
Disusun oleh:
                                                Muchamad Mufid                   (13410207)
                                                Rahma Ramadhani                  (13410208)
                                                Isti’aanatul Mustaghfiroh       (13410209)
PAI E/Semester III

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu fungsi pembelajaran bahasa adalah siswa termpil berbahasa dan mempunyai sikap positif terhadap bahasa indonesia.  keterampilan berbahasa Indonesia yang terdiri dari empat keterampilan yitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan  membaca, dan keterampilan menulis.
Istilah audio begitu sering terdengar ditelinga kita baik itu dari orang yang mengetahui arti dari audio itu sendiri ataupun tidak. Secara sepintas kita mengetahui istilah audio itu berkaitan dengan berbagai hal terutama yang berhubungan dengan indra pendengaran. Istilah yang begitu dekat dengan audio ialah visual dimana visual ini sering diartiakan dengan adanya gambaran yang terlihat sedangkan untuk audionya adalah pendengaran. Dalam kehidupan sehari – hari komunikasi yang bersifat auditif (pita suara atau piringan suara) sangat mendominasi kehidupan manusia. Dimulai dari bangun tidur sampai mau tidur kembali.
Terlepas dari pengertian yang bermacam - macam mengenai istilah audio, penyusun akan mencoba membahas mengenai media audio sebagai media pengajaran, artinya semua yang berkaitan dengan media audio dalam pendidikan dan pengajaran itu sebagai alat bantu guru dalam proses belajar mengajar agar lebih mudah untuk mencapai tujuan pendidikan berupa ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
1.2. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian media audio dalam pembelajaran?
2.      Bagaimana langkah-langkah penggunaan media audio dalam pembelajaran?
3.      Apa saja macam-macam media audio?
1.3. Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang media audio dalam pembelajaran
2.      Mahasiswa mengetahui langkah-langkah penggunaan media audio dalam pembelajaran
3.      Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam media audio



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Media Audio
Pengertian media audio untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar.[1]
            Pengembangan media audio sama halnya dengan pengembangan media lainnya, yang secara garis besar meliputi kegiatan perencanaan, produksi dan evaluasi. Perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan penentuan tujuan, menganalisis keadaan sasaran, penentuan materi, format yang akan digunakan dan penulisan skrip. Produksi adalah kegiatan perekaman bahan, sehingga seluruh program yang telah direncanakan dapat direkam dalam pita suara atau piringan suara. Evaluasi dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menilai program, apakah program tersebut bisa dipakai atau perlu direvisi lagi.
            Karakteristik media audio umumnya berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.jika diklasifikasikan kecakapan-kecakapan yang bisa dicapai meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.      Pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian. Contohnya, siswa ditugasi untuk menghitung kata-kata tertentu dari apa yang terungkap dalam suatu paragraph yang dia dengar.
2.      Mengikuti pengarahan. Siswa mendengarkan suatu pernyataan singkat dan selanjutnya siswa harus menandai satu pernyataan yang paling cocok dari beberapa pernyataan pilihan jawaban.
3.      Digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka dengar. Siswa mendengarkan satu kalimat atau salah satu frase kalimat, keudian mereka menirukannya. Dalam hal ini tidak dalam satu kata saja, untuk memungkinkan adanya daya analisis hubungan satu kata dengan yang lainnya sebelu mereka menirukan.
4.      Perolehan arti dari suatu konteks. Siswa harus menyempurnakan kalimat yang terdiri atas beberapa kata yang artinya bisa jelas setelah menyempurnakan kalimat itu dalam suatu konteks tertentu. Bagian kalimat ini diperdengarkan sebagai suatu tanda (cue).
5.      Memisahkan kata atau informasi yang relevan dan yang tidak relevan. Kepada siswa diperdengarkan suatu paragraf yang di dalamnya terdapat kata-kata atau informasi yang tidak relevan atau tidak pada konteksnya. Kata-kata yang biasanya dipakai adalah mempunyai bunyi hampir bersamaan dengan kata yang mempunyai konteks yang benar.
6.      Mengingat dan mengemukakan kembali ide atau bagian-bagian dari cerita yang mereka dengar. Dalam hal ini biasanya disajikan cerita pendek atau tulisan pendek, dan siswa mengungkapkannya kembali setelah selesai mendengarkan cerita tersebut.[2]
2.2. Langkah-Langkah Penggunaan Media Audio dalam Pembelajaran
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media audio didasarkan pada sistem pemanfaatannya dalam kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah tersebut adalah:
A.    Langkah Persiapan
1.      Persiapan dalam merencana, berkonsultasi tentang materi dan perencanaan, mencatat beberapa hal yang bisa membangkitkan interes, bahan diskusi, dan cara-cara mengkaji pemahaman atau apresiasi.
2.      Berikan pengarahan khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi siswa yang akan dikemukakan dalam materi. Untuk program radio, pengarahan materi program yang akan datang harus dikemukakan atau diulas pada siaran waktu itu.
3.      Kelompok sasaran harus diperhitungkan, apakah perorangan atau kelompok kecil, ataukah besar. Hal ini berhubungan dengan pengelolaan penyampaian atau penyajian, penggunaan fasilitas dan penentuan cara evaluasinya.
4.      Usahakan sasaran harus dalam keadaan siap. Arahkan mereka dengan berbagi stimulus. Pusatkan perhatiannya melalui suatu komentar atau melalui suatu pertanyaan pendahuluan.
5.      Periksa peralatan yang akan dipergunakan. Siapa tahu ada kerusakan atau kelainan yang akan mengganggu rencana program yang telah ditetapkan.

B.     Langkah Penyajian
1.      Sajikan dalam waktu yang tepat dengan kebiasaan atau cara mereka untuk mendengarkan; kebiasaan menggunakan waktu, waktu untuk mendengarkan, atau cara mendengarkan.
2.      Atur situasi ruangan; mungkin harus menggunakan cahaya yang cukup atau redup, atau bahkan gelap. Hal ini terutama bagi penggunaan dengan media lainnya seperti OHP, Slide dan sebagainya.
3.      Berikan semangat untuk mulai mendengarkan dan mulai konsentrasi terhadap permasalahan yang akan dohadapi. Usahakan mereka agar:
a.       Mendengarkan dalam situasi yang tenang
b.      Memusatkan perhatian untuk mendengarkan materi dan apa saja yang dikatakan serta apa artinya
c.       Mendengarkan dengan suatu kemauan yang kuat; meskipun mereka mungkin akan bertemu dengan hal-hal yang bertentangan dengan kemauan dirinya
d.      Menghubungkan apa yang mereka dengar saat itu dengan pengarahan sebelumnya
C.     Tindak Lanjut
Dalam usaha tindak lanjut perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Apakah seluruhnya atau sebagian saja dari hal-hal yang dipertanyakan pada langkah persiapan sebelumnya, terjawab atau terpenuhi? Bila tidak, apakah langkah yang harus diambil selanjutnya?
2.      Apakah para siswa setuju dengan apa yang dikemukakan? Bila tidak, tindakan apa pula yang akan dilakukan selanjutnya?
3.      Apakah materi yang disajikan telah cocok dengan kemampuan mereka? Apakah terlalu sukar atau mudah?
4.      Apakah masih terjadi kesalahpahaman antara maksud materi dengan hasil penangkapan mereka?
5.      Tentukan bagian-bagian mana saja atau bahkan keseluruhannya, yang harus diulangi kembali bila harus diperlukan
6.      Pada bagian materi mana, siswa memerlukan suatu pengayaan melalui bantuan penyertaan media lainnya. Tentukan media apa yang akan dipergunakan dan bagian pengaturannya.[3]
2.3. Jenis-Jenis Pemanfaatan Media Audio
Jenis-jenis pemanfaatan media audio dalam kegiatan pengajaran pemanfaatannya dapat digolongkan dalam bagian-bagian berikut ini:
1.      Audio card instruction. Pengajaran melalui suatu kartu bergambar atau bertulisan yang bila dimasukkan kepada alat playernya akan terdengar suara yang mengiringi gambar atau tulisan pada kartu tersebut
2.      Pengajaran dengan menggunakan satu rekorder bagi suatu kelompok kecil. Instalasi dalam sistem ini biasanya berupa satu record player yang outputnya dihubungkan dengan beberapa headphone
3.      Pengajaran untuk belajar mandiri. Bentuk ini biasanya dilakukan suatu carrel atau kotak. Tiap kotak diperuntukkan bagi seorang siswa dan diperlengkapi dengan satu record player dan satu  headphone
4.      Pengajaran untuk keperluan tutorial. Materinya bisa digunakan secara perorangan atau secara kelompok. Untuk tujuan ini materinya akan berisikan bimbingan atau pengarahan dalam suatu masalah atau hal. Misalnya untuk kepentingan pengarahan sebagai prelab; ataupun mungkin untuk bahan pengayaan materi yang disampaikan oleh media lainnya.
5.      Rekaman sebagai alat evaluasi dimaksudkan ada dua macam kegiatan:
a.       Kegiatan evaluasi yang harus merespons terhadap stimulus atau pertanyaan yang telah direkam terlebih dahulu, dan
b.      Kegiatan evaluasi yang jawabannya atau hasilnya merupakan hasil rekaman masing-masing[4]
2.4. Penulisan Naskah Audio
Dalam penulisan naskah ada tiga factor yang harus diperhatikan sebelum naskah tersebut diproduksi. Factor-faktor ini meliputi:
1.      Penelitian atau Observasi
            Penelitian ini tidak dimaksudkan dengan suatu kegiatan yang berbentuk proyek. Penelitian ditujukan untuk mengetahui keadaan sasaran yang akan mendengarkan program. Keadaan-keadaan sasaran yang harus dipertimbangkan antara lain:
a.       Minat dan kebutuhan biasanya satu sama lain saling berhubungan. Bila seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya maka minatnya akan timbul, motivasinya akan bertambah. Kebutuhan yang dimaksud disini bisa digolongkan pada kebutuhan yang bersifat hasrat, perasaan atau rasional. Penentuan materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, akan menimbulkan minat yang besar untuk mendengarkan program.
b.      Tingkat pengetahuan. Sasaran pendengar perlu diketahui dahulu rata-rata dalam tingkat pengetahuan yang mereka miliki tentang konsep, materi, peristilahan, atau batasan-batasan, sehingga tingkat kesukaran materi yang akan diberikan bisa diperhitungkan, agar bisa dipecahkan oleh sasaran pendengar. Dengan jalan demikian, maka penulis naskah akan melakukan:
1.      Pembatasan isi materi yang akan disajikan
2.      Penentuan cara mengantarkan konsep baru
3.      Penentuan tingkat kesukaran materi
4.      Penentuan penggunaan bahasa dan peristilahan
5.      Penentuan butir-butir (items)evaluasi secara tepat
6.      Seleksi erhadap hal-hal yang bersifat mubazir atau tidak perlu
c.       Sikap (attitude) sasaran akan mempunyai implikasi terhadap desain perencanaan suatu naskah, untuk memenuhi harapan mereka. Sikap sasaran akan mempunyai implikasi yang hampir sama dengan pemenuhan kebutuhan sasaran pendengar. Hanya disini akan lebih terarah pada pemenuhan yang berhubungan dengan sikap mereka dalam keagamaan, tradisi, keamanan bahkan ekonomi atau keuangan, yang diperhitungkan dalam penulisan, yang memungkinkan mereka berpartisipasi terhadap program. Naskah yang baik akan selalu memperhatikan setiap sikap sasarannya. Sikap sasaran dapat kita golongkan menurut jenisnya, seperti berikut:
1)      Personal attitude adalah bila seseorang mempunyai sikap percaya pada pemikiran yang persiasif, bahwa sesuatu itu lebih sempurna menurut pandangannya. Kepada mereka yang mempunyai sikap seperti ini, jangan mengatakan “Cobalah ini, pasti anda akan menyukainya”.
2)      Interpersonal attitude. Orang ini akan bersikap demikian, bilamana orang yang disukainya atau orang yang dekat dengan mereka, melakukan demikian pula. Strategi penyajian bagi orang seperti ini bisa dengan memberikan contoh-contoh yang dilakukan para pahlawan misalnya.
3)      Intrapersonal attitude. Orang yang bersikap demikian dipengaruhi oleh pertimbangan suatu konsep yang dianut atau yang dimilikinya. Strategi penyajian harus dengan cara menampilkan konsep atau mengadakan pendekatan konsep dengan yang dianutnya.
4)      Impersonal attitude. Bilamana seseorang mempunyai sikap terhadap sesuatu, oleh karena hal itu menyenangkan dan memuaskannya. Orang seperti ini akan terpengaruh oleh cara untuk mendapatkan sesuatu itu dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
d.      Tingkah laku (behavior). Tingkah laku mereka dan corak kegiatan mereka akan mengarahkan pokok pembicaraan dan format penyajian program yang atraktif. Untuk bahan pengarahan ini perlu kita pertanyakan tentang kebiasaan-kebiasaan mereka dalam:
1.      Bagaimana keadaan situasi tempat mereka mendengarkan
2.      Dimana mereka biasa mendengarkan suatu program
3.      Apakah mereka mendengarkan sendiri-sendiri atau berkelompok
4.      Kapan waktu yang cocok untuk mereka mendengarkan
5.      Jenis program apa yang biasa mereka dengarkan
6.      Apakah alasan atau pertimbangan mereka selalu mendengarkan
Hal lain yang akan mempengaruhi mereka dalam mengikuti suatu program audio adalah soal-soal yang berhubungan dengan konteks-komunikasi.konteks komunikasi tidak merupakan karakteristik sasaran, tapi merupakan situasi dan kondisi social budaya yang bisa mempengaruhi mereka untuk amu berpartisipasi terhadap program. Konteks komunikasi ini akan dipengaruhi oleh:
1.      Keadaan tradisi atau mitos yang hidup pada masyarakat mereka
2.      Kepercayaan mereka terhadap media
3.      Keadaan geografis tempat mereka berada
4.      Iklim atau suasana social politik

2.      Penentuan bentuk atau format naskah  
Ada beberapa hal yang dapat menentukan bentuk dan format dalam penulisan naskah, seperti
1.      Tujuan pengajaran . Tujuan pengajaran disini meliputi apa yang hendak dicapai oleh kegiatan media, baik kognitifnya, afektifnya, atou psikomotor nya.
2.      Tujuan untuk menarik minat atau membangkitkan daya apresiasi. Entuk drama atau monolog akan memungkinkan timbulnya minat untuk mendengarkan program. Bentuk interviu yang sesuai dengan topik yang diinginkanoleh sasaran akan bisa dipergnakan pula ntuk tujuan ini. Penyajian cerita dan sajak dalam bentuk feature akan memungkinkan timbulnya daya apresiasi yang tinggi
3.      Bentuk laporan atau reportase dan berita akan bisa membangkitkan daya afektif. Misalnya untuk program propaganda yang pada umumnya bentu yang bisa memungkinkan daya apresiasi akan bisa meningkatkan daya afektif yang tinggi
Bentuk-bentuk yang bisa dipakai dalam naskah audio antara lain:
1.      Uraian atau ceramah, biasanya dipergunakan untuk mengantarkan saran, nasihat dan informasi. Asalkan penyampaiaan ceramah disampaikan secara ramah dan tidak mengurui  dengan kata-kata dan kalimat ringan agar mudah mengena dan dipahami, maka tujuan ceramah akan mudah tercapai.
2.      Berita , merupakan bentuk terbaik untuk penyampaian lapran mengenai peistiwa yang sedang melanda daerah sasaran.
3.      Laporan , akan menjadi bentuk penyajian yang paling baik apabila materinya sesuai dengan kebutuhan sasaran.
4.      Reportase , dimaksudkan untuk memberi aporan langsung dari tempat kejadian mengenai  peristiwa penting yang dibutuhkan oleh sasaran pendengar .
5.      Dialog dan Monolog , merupakan bentuk yang dilakukan oleh perilaku dalam dialog ; sedangkan bentuk monolog merupakan bentuk dialog yang pelakunya hanya seorang contohnya dalang. Dalam bentuk monolog , pelakunya harus sudah sangat terampil dalam memerankan untuk beberapa orang. Bentuk ini digunakan apabila kita ingin menunjukkan pada pendengar tentang pemecahan suatu masalah.
6.      Wawancara , bentuk ini sangat baik untuk memberikan pemberitahuan kepada sasaran pendengar tentang persoalan yang dihadapi sasaran pendengar lainnya serta solusi oleh para ahli untuk memecahkan masalah tersebut.
7.      Diskusi , bagaimana kita berhasrat untuk melibatkan para pendengar agar ikut berpikir dalam proses penyelesaian perbedaan pendapat serta mengajak sasaran untuk memahami gagasan orang lain.
8.      Feature , bentuk ini kita plih bila kita ingin memperbincangkan satu masalah agar lebih mendalam . Keistimewaan dari bentuk ini , acaranya bervariasi, tapi dirangkai dan dikemmas sebagai suatu penuturan cerita nyata yang kompak mengenai suatu peramasalahan tertentu.
9.      Majalah Udara , sangat tepat untuk menyampaikan informasi praktis yang diselingi dengan musik atau hiburan
10.  Sandiwara atau drama , biasanya untuk menyampaikan pesan-pesan propaganda dan pendidikan , karena pesan yang terkandung didalamnya bisa disusun sedemikian rupa sehingga memberikan penerangan juga bersifat menghibur pendengar.

3.      Pelaksanaan Penulisan Naskah
Dalam melulai penulisan, kita harus membuat garis besar jalannya isi naskah terlebih dahulu. Hal ini sangat penting dalam membantu mengarahkan dalam menulis naskahnya nanti. Harapannya, dalam penentuan panjangnya setiap subpokok bahasan akan terpola, jangan sampai bagian pembuka atau penutup lebih pnjng dari isi atau kira-kira sama dengan isi. Kita juga bisa menentukan bagian mana saja yang memerlukan penympaian yang berat dan mana yang ringan sehingga jalan pikiran dalam penulisan akan terarah. Outline dari naskah bisa pula menolong untuk menjelaskan pada orang lain yang akan menggunakan program ini sehingga pemakai bisa merencanakan dan mengarahkan pendengar sebelum mereka menyajikannya.
Dalam outline ini biasanya terdapat :
1.      Topik bahasan
2.      Subtopik bahasan
3.      Sasaran yang dituju dalam program
4.      Waktu yang diperlukan dalam penyajiannya
5.      Tujuan instruksional umum maupun khusus yang hendak dicapai
6.      Ringkasan cerita
Pada format penulisan naskah dimulai dengan halaman identifikasi yang biasanya tidak diberi nomor halaman. Pada halaman ini biasanya berisikan hal hal sebagai berikut:
A.    Nama badan penyelenggara program tersebut
B.     Identifkasi program
·         Nama dan nomor program ( terutama yang merupkan program seri )
·         Bidang studi yang disajikan
·         Bentuk format penulisan
·         Siapa penulisnya
·         Siapa yang memproduksi naskah atau skrip tersebut.
Dalam penulisan diusahakan untuk menghindari kalimat sukar dan panjang , namun gunakan kalimat sehari-hari atau yang akrab. Menulis skip harus dibagi dua kolom, sebelah kiri dan kanan. Kolom sebelah kiri kira-kira 1/3 halaman dan yang kanan 2/3 . kolom sebelah kiri dipakai untuk menulis nomer urut setiap adegan dan pelaku, kolom kanan bisa dituliskan penggambaran situasi dalam suatu adegan. Penjelasan adedan biasanya ditulis dengan cara yang berbeda dengan apa yang harus diucapkan sipelaku. Cara penuliannya bisa dengan huruf besar bisa pula dengan seluruh penjelasannya ditulis dalam kurung .
Hal penting lainnya yaitu penggunaan musik yang tepat dan cocok. Musik sendiri, dapat digunakan dalam berbagai fungsi antara lain
·         Sebagai musik pembukaan
·         Sebagai musik penutup
·         Sebagai musik transisi atau selingan
·         Sebagai musik jembatan atau penghubung
·         Sebagai musik back ground atau effect
·         Sebagai musik pengeras (smash)
·         Sebagai musik thema
Ciri-ciri karakteristik penggunaan musikni harus ditulis dalam skrip untuk memberi pengarahan pada yang akan memproduksi. Contohnya: MUSIK PEMBUKAAN, MUSIK SYAHDU , MUSIK BERSEMANGAT, dan lain sebagainya. Ketidak tepatan dalam penggunaan suara akan bisa membelokkan menat dan pemahaman pendengar dari yang sebenarnya. Oleh karenanya seorang penlis skrip harus tinggi daya imajinasinya. Yang penting harus diingat bahwa panggung audio tidak akan sama dengan panggung teater atau arena.
2.5. Macam-Macam Media Audio
1.      Audio Rekaman
Rekaman berasal dari kata dasar rekam yang diantara artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:737) adalah alur-alur bunyi (suara) pada piringan hitam dan sebagainya. Rekaman berarti sesuatu yang direkam dapat berupa suara, gambar atau ctakan dan sebagainya.[5] Media rekaman ini bisa berupa suara musik, suara manusia , suara binatang atau yang lainnya yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Alat perekam mempunyai 3 buah putting (head) yaitu; 1) putting perekam (record head), untuk merekam suara, 2) putting suara (play head) untuk mengahsilkan suara, 3) putting penghapus (erax head) untuk menghapus suara.[6]
Kelebihan Media Rekaman:
Sebagai media pembelajaran pada umumnya, media mempunyai kelemahan dan kelebihan pada umumnya. menurut Arif S. Sadiman, dkk (2005:54) diantara kelebihannya adalah sebagai berikut:
a.       Media rekaman dan peralatannya telah menjadi sesuatu yang sangat lumrah dalam rumah tangga, sekolah, mobil, bahkan kantongan (walkman, mp3). Karena harga yang cenderung terjangkau oleh lapisan masyarakat, ketersediaanya dapat diandalkan.
b.      Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan dan isi pembelajaran dapat berada dibeberapa tempat pada waktu yang bersamaan.
c.       Merekam peristiwa atau isi pelajaran umtuk digunakan kemudian, atau merekam pekerjaan siswa sendiri dapat dilakukan dengan media audio
d.      Rekaman memberikan kesempatan pada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna membantu meningkatan keterampilan mengucapkan, membaca, mengaji atau berpidato.
e.       Pengoprasian media rekaman relatif mudah.[7]
Kekurangan Media Rekaman
     Adapun kekurangan atau kelemahan media rekaman adalah sebagai berikut (Arif S. Sadiman, dkk., 2005:54):
a.       Dalam suatu rekaman, sulit menetukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika pesan atau informasi itu berada ditengah-tengah pita, maka akan memakan waktu lama untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak memiliki angka-angka penuntun putaran pitanya.
b.      Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda dengannya.[8]
Jenis Media Rekaman
     Peralatan media rekaman telah mengalami perkembangan sedemikian rupa dari waktu ke waktu. Tahapan-tahapan perkembangan media setidaknya telah mengalami empat fase, yaitu gramophone, tape recording, multitrack recording, dan digital recording.
a.       Gramophone
Gramophone adalah satu-satunya alat perekam dan playback yang umum digunakan, tetapi zaman mulai berubah dan mulai muncul peralatan-peralatan yang lebih canggih sehingga alat ini tidak layak untuk digunakan.
b.      Tape Recording
Tape recording disini menggantikan phonograph dan recording optical karena lebih mudah dan biaya yang lebih terjangkau. tape mulai popular pada tahun 1950-an perkembangan tape recording ini membawa perubahan yang pesat dalam membuat musik, proses edit menjadi mudah. Dengan adanya tape recording proses penambalan dan edit yang lebih mudah, berbagai kesalahan dapat diperbaiki dengan mudah.
c.       Multitrack Recording
Pada tahun 1940-an dimulainya eksperimen dengan menggunakan multitrack recording yang terus berkembang menjadi lebih rumit hingga tahun 1960-an. Dengn adanya multitrack recording, teknik merekam dengan memisahkan grup artis dapat dilakukan juga dapat mengeluarkan efek suara stereo.
d.      Digital Recording
Music Digital Recording (MDR) adalah sebuah teknik sistem rekaman musik secara digital dengan mempergunakan alat-alat digital, yang akhir-akhir ini telah banyak beredar seiring dengan berkembangnya teknologi komputerisasi itu sendiri.[9]
Penggunaan Media Rekaman
     Penggunaan media rekaman dalam pembelajaran dapat dilakukan atau digunakan pada semua fase, dari kegiatan pendahuluan, inti maupun kegiatan penutup dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses pembelajaran ketika menggunakan media rekaman adalah:
a.       Mempersiapkan diri. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi. Mempersiapkan diri yang dimaksud disini adalah memeriksa materi dan mencobanya, membuat catatan hal yang penting dalam rekaman, dan apa yang akan menjadi bahan utama untuk para peserta didik untuk berdiskusi.
b.      Membangkitkan kesiapan siswa. Menuntun agar para siap untuk mendengarkan rekaman yang akan diputar dengan cara memberi komentar awal dan pertanyaan.
c.       Mendengarkan materi rekaman. Mendorong siswa untuk mendengarkan dengan tenang dan berkonsentrasi.
d.      Diskusi (membahas). Setelah selesai mendengarkan rekaman, diskusi pun dilakukan secara informal dengan memberi pertanyaan yang bersifat umum.
e.       Menindaklanjuti program. Pada umumnya,diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program mengakhiri kegiatan mendengar.
2.      Audio Radio
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990:719) diartikan; 1) siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara, 2) pemancar radio, 3) pesawat radio.[10]  Ada tiga unsur dalam operrasionaliasi radio, yaitu pesan atau materi siaran, pemancar radio yang berperan sebagai penerima siaran sehingga bisa didengarkan oleh para pendengar. Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).[11]
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif. Media ini juga mampu merangsang partisipasi aktif bagi si pendengar tatpi dalam penggunaan radio dalam pembelajaran.
Kelebihan Media Radio
      Radio mempunyai kelemahan dan kelebihan. Dan di antara kelebihan radio adalah:
a.       Harganya lebih murah dibanding media tv
b.      Sifatnya mobile, artinya radio dapat dipindahkan dari satu ruangan ke ruangan yang lain dengan mudah
c.       Jika digunakan bersama-sama recorder, radio bisa mengatasi probelma jadwal , program dapat direkam dan diputar lagi sesuka hati kita
d.      Radio  dapat mengembangkan imajenasi anak
e.       Dapat merangsang partisipasi  aktif dari para pendengar
f.       Radio dapat memusatkan perhatian peserta didik pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya
g.      Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru
h.      Radio dapat mengatasi ruang dan waktu, serta jangkuaannya yang lebih luas
Kelemahan Media Radio
      Sementara kelemahan radio adalah:
a.       Sifat komunikasinya bersifat satu arah (one way coummunication)
b.      Biasanya siaran disintralisir sehingga guru tidak dapat mengontrolnya
c.       Penjadwalan pelajaran dan siaran radio dalam kegiatan pembelajaran sering menimbulkan masalah, integrasi siaran radio ke dalam kegiatan pembelajaran dikelas sering kali menyulitkan.[12]
d.      Radio tidak dapat memberi informasi terperinci.
e.       Daya jangkaunya terbatas. Jika radio sekali disiarkan dapat menyiarkan pendengaran masal di tempat-tempat berbeda, program kaset hanya terbatas di tempat program disajikan saja.
f.       Dari segi biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
Jenis-jenis Perkembangan Radio:
1.      Radio AM
Radio AM (modulasi amplitudo). Pada tahun 1896 ilmuwan Italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf nirkabel yang menggunakan dua sirkuit. Orang pertama yang melakukan siaran radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey Fessenden. Ia melakukan siaran radio pertama dengan suara manusia pada 23 Desember 1900 pada jarak 50 mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia) Saat ini radio AM tidak terlalu banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.
2.      Radio FM
Radio FM (modulasi frekuensi), Pada tahun 1933 Armstrong menemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta tidak terganggu oleh cuaca buruk. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di Amerika, FM menjadi penyokong gelombang mikro (microwave), pada akhirnya FM benar-benar diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.
3.      Radio Internet
Penemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh radio konvensional. Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio) bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet.
4.      Radio Satelit
Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital. Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak memiliki penghalang besar seperti terowongan atau gedung. Oleh karena itu perangkat radio satelit banyak dipromosikan untuk radio mobil. Untuk mendapat transmisi siaran yang baik, perlu dibuat stasiun repeater seperti di Amerika agar kualitas layanan prima.
5.      Radio Berdefinisi Tinggi (HD Radio)
Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini bekerja dengan menggabungkan sistem analog dan digital sekaligus. Dengan begitu memungkinkan dua stasiun digital dan analog berbagi frekuensi yang sama. Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi yang sama. Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya dengan radio satelit, tetapi layanan yang ditawarkan gratis. Namun untuk dapat menerima siaran radio digital pendengar harus memiliki perangkat khusus yang dapat menangkap sinyal digital.[13]
Penggunaan Media Radio
Peran media radio dalam kegiatan pembelajaran bisa berperan sebagai suatu kegiatan yang mandiri, atau melengkapi media utama lainnya, ataupun sebagai media utama yang dibantu dengan media-media lainnya atau bersama-sama dengan media lainnya. Peranan media radio dalam sistem belajar jarak jauh (SBJJ) adalah sebagai salah satu media penunjang terhadap media utama, yaitu model seta bekerjasama dengan media lainnya.
Acara siaran radio dari segi pemanfaatannya sebagai media pembelajaran dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu acara yang sejak awal dirancang untuk keperluan pembelajaran (by design) dan acara yang bersifat umum, dalam arti dari awal acara tersebut tidak dirancang untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kegiatan pembelajaran (by utilization).[14]

























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengembangan media audio  secara garis besar meliputi kegiatan perencanaan, produksi dan evaluasi. Karakteristik media audio bisa dicapai dengan cara pemusatan perhatian ,mengikuti pengarahan, digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka dengar, perolehan arti dari suatu konteks, pemisahkan kata atau informasi yang relevan dan yang tidak relevan dan mengingat dan mengemukakan kembali ide atau bagian-bagian dari cerita yang mereka dengar.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media audio didasarkan pada sistem pemanfaatannya dalam kegiatan pengajaran seperti persiapan dalam merencana, berkonsultasi tentang materi dan perencanaan, mencatat beberapa hal yang bisa membangkitkan interes, bahan diskusi, dan cara-cara mengkaji pemahaman atau apresiasi.
Audio banyak macamnya, seperti audio rekaman, berasal dari kata dasar rekam yang diantara artinya dalam Kamus Besar  Rekaman berarti sesuatu yang direkam dapat berupa suara, gambar atau ctakan dan sebagainya. Media rekaman ini bisa berupa suara musik, suara manusia , suara binatang atau yang lainnya yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Ada juga radio yang merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan perisstiwa- peristiwa penting dan baru  masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.








DAFTAR PUSTAKA

Asnawir, dkk. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers
Sukiman. 2012.  Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia, 2012
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
http://id.wikipedia.org/wiki/Radio (diakses tanggal 20 November 2014)





[1] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2009, hlm. 129.
[2] Ibid, hlm. 130
[3] Ibid, hlm. 132-133
[4] Ibid, hlm 133
[5] Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, Pedagogia, Yogyakarta, 2012, hlm. 153.
[6] Asnawir, dkk., Media Pembelajaran, Ciputat Pers, Jakarta, 2002.
[7] Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran....,  hlm. 156.
[8] Ibid, hal. 157.
[9] Ibid, hal. 157-160.
[10] Ibid, hal. 166
[11] http://id.wikipedia.org/wiki/Radio
[12] Ibid, hal. 169-170.
[13] Ibid, hal. 170-174.
[14] Ibid, hal. 177.

Posting Komentar

0 Komentar