MAKALAH
MEDIA
AUDIO
Makalah
ini dibuat guna memenuhi tugas kelompok Pengembangan Media dan Sumber Belajar
PAI
Dosen
Pengampu : Dr. Sukiman S.Ag M.Pd
Disusun
oleh:
Muchamad
Mufid (13410207)
Rahma
Ramadhani (13410208)
Isti’aanatul
Mustaghfiroh (13410209)
PAI
E/Semester III
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu fungsi pembelajaran
bahasa adalah siswa termpil berbahasa dan mempunyai sikap positif terhadap
bahasa indonesia. keterampilan berbahasa Indonesia yang terdiri dari
empat keterampilan yitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Istilah audio begitu sering
terdengar ditelinga kita baik itu dari orang yang mengetahui arti dari audio
itu sendiri ataupun tidak. Secara sepintas kita mengetahui istilah audio itu
berkaitan dengan berbagai hal terutama yang berhubungan dengan indra
pendengaran. Istilah yang begitu dekat dengan audio ialah visual dimana visual
ini sering diartiakan dengan adanya gambaran yang terlihat sedangkan untuk
audionya adalah pendengaran. Dalam kehidupan sehari – hari komunikasi yang
bersifat auditif (pita suara atau piringan suara) sangat mendominasi kehidupan
manusia. Dimulai dari bangun tidur sampai mau tidur kembali.
Terlepas dari pengertian yang
bermacam - macam mengenai istilah audio, penyusun akan mencoba membahas
mengenai media audio sebagai media pengajaran, artinya semua yang berkaitan
dengan media audio dalam pendidikan dan pengajaran itu sebagai alat bantu guru
dalam proses belajar mengajar agar lebih mudah untuk mencapai tujuan pendidikan
berupa ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian media audio dalam
pembelajaran?
2.
Bagaimana langkah-langkah
penggunaan media audio dalam pembelajaran?
3.
Apa saja macam-macam media audio?
1.3.
Tujuan
1.
Mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami tentang media audio dalam pembelajaran
2.
Mahasiswa mengetahui
langkah-langkah penggunaan media audio dalam pembelajaran
3.
Mahasiswa dapat mengetahui
macam-macam media audio
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Media Audio
Pengertian
media audio untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan
dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar
mengajar.[1]
Pengembangan media audio sama halnya dengan pengembangan
media lainnya, yang secara garis besar meliputi kegiatan perencanaan, produksi
dan evaluasi. Perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan penentuan tujuan,
menganalisis keadaan sasaran, penentuan materi, format yang akan digunakan dan
penulisan skrip. Produksi adalah kegiatan perekaman bahan, sehingga seluruh
program yang telah direncanakan dapat direkam dalam pita suara atau piringan
suara. Evaluasi dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menilai program, apakah
program tersebut bisa dipakai atau perlu direvisi lagi.
Karakteristik media audio umumnya berhubungan dengan segala
kegiatan melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan
mendengarkan.jika diklasifikasikan kecakapan-kecakapan yang bisa dicapai
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Pemusatan
perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian. Contohnya, siswa ditugasi
untuk menghitung kata-kata tertentu dari apa yang terungkap dalam suatu
paragraph yang dia dengar.
2.
Mengikuti
pengarahan. Siswa mendengarkan suatu pernyataan singkat dan selanjutnya siswa
harus menandai satu pernyataan yang paling cocok dari beberapa pernyataan
pilihan jawaban.
3.
Digunakan untuk
melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka dengar. Siswa mendengarkan
satu kalimat atau salah satu frase kalimat, keudian mereka menirukannya. Dalam
hal ini tidak dalam satu kata saja, untuk memungkinkan adanya daya analisis
hubungan satu kata dengan yang lainnya sebelu mereka menirukan.
4.
Perolehan arti
dari suatu konteks. Siswa harus menyempurnakan kalimat yang terdiri atas
beberapa kata yang artinya bisa jelas setelah menyempurnakan kalimat itu dalam
suatu konteks tertentu. Bagian kalimat ini diperdengarkan sebagai suatu tanda
(cue).
5.
Memisahkan kata
atau informasi yang relevan dan yang tidak relevan. Kepada siswa diperdengarkan
suatu paragraf yang di dalamnya terdapat kata-kata atau informasi yang tidak
relevan atau tidak pada konteksnya. Kata-kata yang biasanya dipakai adalah
mempunyai bunyi hampir bersamaan dengan kata yang mempunyai konteks yang benar.
6.
Mengingat dan
mengemukakan kembali ide atau bagian-bagian dari cerita yang mereka dengar. Dalam
hal ini biasanya disajikan cerita pendek atau tulisan pendek, dan siswa
mengungkapkannya kembali setelah selesai mendengarkan cerita tersebut.[2]
2.2. Langkah-Langkah Penggunaan Media Audio dalam
Pembelajaran
Langkah-langkah
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media audio didasarkan pada sistem
pemanfaatannya dalam kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah tersebut adalah:
A.
Langkah Persiapan
1.
Persiapan
dalam
merencana, berkonsultasi tentang materi dan perencanaan, mencatat beberapa hal
yang bisa membangkitkan interes, bahan diskusi, dan cara-cara mengkaji
pemahaman atau apresiasi.
2.
Berikan pengarahan khusus terhadap ide-ide yang
sulit bagi siswa yang akan dikemukakan dalam materi. Untuk program radio,
pengarahan materi program yang akan datang harus dikemukakan atau diulas pada
siaran waktu itu.
3.
Kelompok sasaran harus diperhitungkan, apakah
perorangan atau kelompok kecil, ataukah besar. Hal ini berhubungan dengan
pengelolaan penyampaian atau penyajian, penggunaan fasilitas dan penentuan cara
evaluasinya.
4.
Usahakan sasaran
harus dalam keadaan siap. Arahkan
mereka dengan berbagi stimulus. Pusatkan perhatiannya melalui suatu komentar
atau melalui suatu pertanyaan pendahuluan.
5.
Periksa peralatan yang akan dipergunakan. Siapa
tahu ada kerusakan atau kelainan yang akan mengganggu rencana program yang
telah ditetapkan.
B.
Langkah Penyajian
1.
Sajikan dalam waktu yang tepat dengan kebiasaan atau
cara mereka untuk mendengarkan; kebiasaan menggunakan waktu, waktu untuk
mendengarkan, atau cara mendengarkan.
2.
Atur situasi ruangan; mungkin harus
menggunakan cahaya yang cukup atau redup, atau bahkan gelap. Hal ini terutama
bagi penggunaan dengan media lainnya seperti OHP, Slide dan sebagainya.
3.
Berikan semangat untuk mulai mendengarkan dan
mulai konsentrasi terhadap permasalahan yang akan dohadapi. Usahakan mereka
agar:
a. Mendengarkan
dalam situasi yang tenang
b. Memusatkan
perhatian untuk mendengarkan materi dan apa saja yang dikatakan serta apa
artinya
c. Mendengarkan
dengan suatu kemauan yang kuat; meskipun mereka mungkin akan bertemu dengan
hal-hal yang bertentangan dengan kemauan dirinya
d. Menghubungkan
apa yang mereka dengar saat itu dengan pengarahan sebelumnya
C.
Tindak Lanjut
Dalam usaha tindak
lanjut perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Apakah
seluruhnya atau sebagian saja dari hal-hal yang dipertanyakan pada langkah
persiapan sebelumnya, terjawab atau terpenuhi? Bila tidak, apakah langkah yang
harus diambil selanjutnya?
2.
Apakah para
siswa setuju dengan apa yang dikemukakan? Bila tidak, tindakan apa pula yang
akan dilakukan selanjutnya?
3.
Apakah materi
yang disajikan telah cocok dengan kemampuan mereka? Apakah terlalu sukar atau
mudah?
4.
Apakah masih
terjadi kesalahpahaman antara maksud materi dengan hasil penangkapan mereka?
5.
Tentukan
bagian-bagian mana saja atau bahkan keseluruhannya, yang harus diulangi kembali
bila harus diperlukan
6.
Pada bagian
materi mana, siswa memerlukan suatu pengayaan melalui bantuan penyertaan media
lainnya. Tentukan media apa yang akan dipergunakan dan bagian pengaturannya.[3]
2.3. Jenis-Jenis Pemanfaatan Media Audio
Jenis-jenis
pemanfaatan media audio dalam kegiatan pengajaran pemanfaatannya dapat
digolongkan dalam bagian-bagian berikut ini:
1.
Audio
card instruction. Pengajaran melalui suatu kartu bergambar
atau bertulisan yang bila dimasukkan kepada alat playernya akan terdengar suara yang mengiringi gambar atau tulisan
pada kartu tersebut
2.
Pengajaran
dengan menggunakan satu rekorder bagi suatu kelompok kecil. Instalasi dalam
sistem ini biasanya berupa satu record
player yang outputnya dihubungkan
dengan beberapa headphone
3.
Pengajaran untuk
belajar mandiri. Bentuk ini biasanya dilakukan suatu carrel atau kotak. Tiap kotak diperuntukkan bagi seorang siswa dan
diperlengkapi dengan satu record player
dan satu headphone
4.
Pengajaran untuk
keperluan tutorial. Materinya bisa
digunakan secara perorangan atau secara kelompok. Untuk tujuan ini materinya
akan berisikan bimbingan atau pengarahan dalam suatu masalah atau hal. Misalnya
untuk kepentingan pengarahan sebagai prelab;
ataupun mungkin untuk bahan pengayaan materi yang disampaikan oleh media
lainnya.
5.
Rekaman sebagai
alat evaluasi dimaksudkan ada dua macam kegiatan:
a. Kegiatan
evaluasi yang harus merespons terhadap stimulus atau pertanyaan yang telah
direkam terlebih dahulu, dan
b. Kegiatan
evaluasi yang jawabannya atau hasilnya merupakan hasil rekaman masing-masing[4]
2.4. Penulisan
Naskah Audio
Dalam
penulisan naskah ada tiga factor yang harus diperhatikan sebelum naskah
tersebut diproduksi. Factor-faktor ini meliputi:
1. Penelitian atau
Observasi
Penelitian ini tidak dimaksudkan dengan suatu kegiatan
yang berbentuk proyek. Penelitian ditujukan untuk mengetahui keadaan sasaran
yang akan mendengarkan program. Keadaan-keadaan sasaran yang harus
dipertimbangkan antara lain:
a. Minat dan kebutuhan biasanya
satu sama lain saling berhubungan. Bila seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya
maka minatnya akan timbul, motivasinya akan bertambah. Kebutuhan yang dimaksud
disini bisa digolongkan pada kebutuhan yang bersifat hasrat, perasaan atau
rasional. Penentuan materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, akan
menimbulkan minat yang besar untuk mendengarkan program.
b. Tingkat pengetahuan.
Sasaran pendengar perlu diketahui dahulu rata-rata dalam tingkat pengetahuan
yang mereka miliki tentang konsep, materi, peristilahan, atau batasan-batasan,
sehingga tingkat kesukaran materi yang akan diberikan bisa diperhitungkan, agar
bisa dipecahkan oleh sasaran pendengar. Dengan jalan demikian, maka penulis
naskah akan melakukan:
1.
Pembatasan isi
materi yang akan disajikan
2.
Penentuan cara
mengantarkan konsep baru
3.
Penentuan
tingkat kesukaran materi
4.
Penentuan
penggunaan bahasa dan peristilahan
5.
Penentuan
butir-butir (items)evaluasi secara
tepat
6.
Seleksi erhadap
hal-hal yang bersifat mubazir atau tidak perlu
c. Sikap (attitude) sasaran akan
mempunyai implikasi terhadap desain perencanaan suatu naskah, untuk memenuhi
harapan mereka. Sikap sasaran akan mempunyai implikasi yang hampir sama dengan
pemenuhan kebutuhan sasaran pendengar. Hanya disini akan lebih terarah pada
pemenuhan yang berhubungan dengan sikap mereka dalam keagamaan, tradisi,
keamanan bahkan ekonomi atau keuangan, yang diperhitungkan dalam penulisan,
yang memungkinkan mereka berpartisipasi terhadap program. Naskah yang baik akan
selalu memperhatikan setiap sikap sasarannya. Sikap sasaran dapat kita
golongkan menurut jenisnya, seperti berikut:
1) Personal
attitude adalah bila seseorang mempunyai sikap percaya pada
pemikiran yang persiasif, bahwa sesuatu itu lebih sempurna menurut
pandangannya. Kepada mereka yang mempunyai sikap seperti ini, jangan mengatakan
“Cobalah ini, pasti anda akan menyukainya”.
2) Interpersonal
attitude. Orang ini akan bersikap demikian, bilamana orang
yang disukainya atau orang yang dekat dengan mereka, melakukan demikian pula. Strategi
penyajian bagi orang seperti ini bisa dengan memberikan contoh-contoh yang
dilakukan para pahlawan misalnya.
3) Intrapersonal
attitude. Orang yang bersikap demikian dipengaruhi oleh
pertimbangan suatu konsep yang dianut atau yang dimilikinya. Strategi penyajian
harus dengan cara menampilkan konsep atau mengadakan pendekatan konsep dengan
yang dianutnya.
4) Impersonal
attitude. Bilamana seseorang mempunyai sikap terhadap
sesuatu, oleh karena hal itu menyenangkan dan memuaskannya. Orang seperti ini
akan terpengaruh oleh cara untuk mendapatkan sesuatu itu dengan cara yang mudah
dan menyenangkan.
d. Tingkah laku (behavior).
Tingkah laku mereka dan corak kegiatan mereka akan mengarahkan pokok
pembicaraan dan format penyajian program yang atraktif. Untuk bahan pengarahan
ini perlu kita pertanyakan tentang kebiasaan-kebiasaan mereka dalam:
1.
Bagaimana
keadaan situasi tempat mereka mendengarkan
2.
Dimana mereka
biasa mendengarkan suatu program
3.
Apakah mereka
mendengarkan sendiri-sendiri atau berkelompok
4.
Kapan waktu yang
cocok untuk mereka mendengarkan
5.
Jenis program
apa yang biasa mereka dengarkan
6.
Apakah alasan
atau pertimbangan mereka selalu mendengarkan
Hal
lain yang akan mempengaruhi mereka dalam mengikuti suatu program audio adalah
soal-soal yang berhubungan dengan konteks-komunikasi.konteks
komunikasi tidak merupakan karakteristik sasaran, tapi merupakan situasi dan
kondisi social budaya yang bisa mempengaruhi mereka untuk amu berpartisipasi
terhadap program. Konteks komunikasi ini akan dipengaruhi oleh:
1. Keadaan
tradisi atau mitos yang hidup pada masyarakat mereka
2. Kepercayaan
mereka terhadap media
3. Keadaan
geografis tempat mereka berada
4. Iklim
atau suasana social politik
2.
Penentuan
bentuk atau format naskah
Ada beberapa hal yang
dapat menentukan bentuk dan format dalam penulisan naskah, seperti
1.
Tujuan
pengajaran . Tujuan pengajaran disini meliputi apa yang hendak dicapai oleh
kegiatan media, baik kognitifnya, afektifnya, atou psikomotor nya.
2.
Tujuan untuk menarik
minat atau membangkitkan daya apresiasi. Entuk drama atau monolog akan
memungkinkan timbulnya minat untuk mendengarkan program. Bentuk interviu yang
sesuai dengan topik yang diinginkanoleh sasaran akan bisa dipergnakan pula ntuk
tujuan ini. Penyajian cerita dan sajak dalam bentuk feature akan memungkinkan
timbulnya daya apresiasi yang tinggi
3.
Bentuk laporan
atau reportase dan berita akan bisa membangkitkan daya afektif. Misalnya untuk
program propaganda yang pada umumnya bentu yang bisa memungkinkan daya
apresiasi akan bisa meningkatkan daya afektif yang tinggi
Bentuk-bentuk yang bisa
dipakai dalam naskah audio antara lain:
1.
Uraian atau
ceramah, biasanya dipergunakan untuk mengantarkan saran, nasihat dan informasi.
Asalkan penyampaiaan ceramah disampaikan secara ramah dan tidak mengurui dengan kata-kata dan kalimat ringan agar
mudah mengena dan dipahami, maka tujuan ceramah akan mudah tercapai.
2.
Berita ,
merupakan bentuk terbaik untuk penyampaian lapran mengenai peistiwa yang sedang
melanda daerah sasaran.
3.
Laporan , akan
menjadi bentuk penyajian yang paling baik apabila materinya sesuai dengan
kebutuhan sasaran.
4.
Reportase ,
dimaksudkan untuk memberi aporan langsung dari tempat kejadian mengenai peristiwa penting yang dibutuhkan oleh
sasaran pendengar .
5.
Dialog dan
Monolog , merupakan bentuk yang dilakukan oleh perilaku dalam dialog ;
sedangkan bentuk monolog merupakan bentuk dialog yang pelakunya hanya seorang
contohnya dalang. Dalam bentuk monolog , pelakunya harus sudah sangat terampil
dalam memerankan untuk beberapa orang. Bentuk ini digunakan apabila kita ingin
menunjukkan pada pendengar tentang pemecahan suatu masalah.
6.
Wawancara ,
bentuk ini sangat baik untuk memberikan pemberitahuan kepada sasaran pendengar
tentang persoalan yang dihadapi sasaran pendengar lainnya serta solusi oleh
para ahli untuk memecahkan masalah tersebut.
7.
Diskusi ,
bagaimana kita berhasrat untuk melibatkan para pendengar agar ikut berpikir
dalam proses penyelesaian perbedaan pendapat serta mengajak sasaran untuk
memahami gagasan orang lain.
8.
Feature , bentuk
ini kita plih bila kita ingin memperbincangkan satu masalah agar lebih mendalam
. Keistimewaan dari bentuk ini , acaranya bervariasi, tapi dirangkai dan
dikemmas sebagai suatu penuturan cerita nyata yang kompak mengenai suatu peramasalahan
tertentu.
9.
Majalah Udara ,
sangat tepat untuk menyampaikan informasi praktis yang diselingi dengan musik
atau hiburan
10.
Sandiwara atau
drama , biasanya untuk menyampaikan pesan-pesan propaganda dan pendidikan ,
karena pesan yang terkandung didalamnya bisa disusun sedemikian rupa sehingga
memberikan penerangan juga bersifat menghibur pendengar.
3. Pelaksanaan Penulisan Naskah
Dalam
melulai penulisan, kita harus membuat garis besar jalannya isi naskah terlebih
dahulu. Hal ini sangat penting dalam membantu mengarahkan dalam menulis
naskahnya nanti. Harapannya, dalam penentuan panjangnya setiap subpokok bahasan
akan terpola, jangan sampai bagian pembuka atau penutup lebih pnjng dari isi
atau kira-kira sama dengan isi. Kita juga bisa menentukan bagian mana saja yang
memerlukan penympaian yang berat dan mana yang ringan sehingga jalan pikiran
dalam penulisan akan terarah. Outline dari naskah bisa pula menolong untuk
menjelaskan pada orang lain yang akan menggunakan program ini sehingga pemakai
bisa merencanakan dan mengarahkan pendengar sebelum mereka menyajikannya.
Dalam outline ini
biasanya terdapat :
1.
Topik bahasan
2.
Subtopik bahasan
3.
Sasaran yang
dituju dalam program
4.
Waktu yang
diperlukan dalam penyajiannya
5.
Tujuan
instruksional umum maupun khusus yang hendak dicapai
6.
Ringkasan cerita
Pada format penulisan
naskah dimulai dengan halaman identifikasi yang biasanya tidak diberi nomor
halaman. Pada halaman ini biasanya berisikan hal hal sebagai berikut:
A.
Nama badan
penyelenggara program tersebut
B.
Identifkasi program
·
Nama dan nomor
program ( terutama yang merupkan program seri )
·
Bidang studi
yang disajikan
·
Bentuk format
penulisan
·
Siapa penulisnya
·
Siapa yang
memproduksi naskah atau skrip tersebut.
Dalam
penulisan diusahakan untuk menghindari kalimat sukar dan panjang , namun
gunakan kalimat sehari-hari atau yang akrab. Menulis skip harus dibagi dua
kolom, sebelah kiri dan kanan. Kolom sebelah kiri kira-kira 1/3 halaman dan
yang kanan 2/3 . kolom sebelah kiri dipakai untuk menulis nomer urut setiap
adegan dan pelaku, kolom kanan bisa dituliskan penggambaran situasi dalam suatu
adegan. Penjelasan adedan biasanya ditulis dengan cara yang berbeda dengan apa
yang harus diucapkan sipelaku. Cara penuliannya bisa dengan huruf besar bisa
pula dengan seluruh penjelasannya ditulis dalam kurung .
Hal
penting lainnya yaitu penggunaan musik yang tepat dan cocok. Musik sendiri,
dapat digunakan dalam berbagai fungsi antara lain
·
Sebagai musik
pembukaan
·
Sebagai musik
penutup
·
Sebagai musik
transisi atau selingan
·
Sebagai musik
jembatan atau penghubung
·
Sebagai musik
back ground atau effect
·
Sebagai musik
pengeras (smash)
·
Sebagai musik
thema
Ciri-ciri
karakteristik penggunaan musikni harus ditulis dalam skrip untuk memberi
pengarahan pada yang akan memproduksi. Contohnya: MUSIK PEMBUKAAN, MUSIK SYAHDU
, MUSIK BERSEMANGAT, dan lain sebagainya. Ketidak tepatan dalam penggunaan
suara akan bisa membelokkan menat dan pemahaman pendengar dari yang sebenarnya.
Oleh karenanya seorang penlis skrip harus tinggi daya imajinasinya. Yang
penting harus diingat bahwa panggung audio tidak akan sama dengan panggung
teater atau arena.
2.5. Macam-Macam Media Audio
1.
Audio
Rekaman
Rekaman berasal dari
kata dasar rekam yang diantara artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990:737) adalah alur-alur bunyi (suara) pada piringan hitam dan sebagainya.
Rekaman berarti sesuatu yang direkam dapat berupa suara, gambar atau ctakan dan
sebagainya.[5]
Media rekaman ini bisa berupa suara musik, suara manusia , suara binatang atau
yang lainnya yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Alat perekam
mempunyai 3 buah putting (head)
yaitu; 1) putting perekam (record head),
untuk merekam suara, 2) putting suara (play
head) untuk mengahsilkan suara, 3) putting penghapus (erax head) untuk menghapus suara.[6]
Kelebihan Media Rekaman:
Sebagai media pembelajaran pada umumnya,
media mempunyai kelemahan dan kelebihan pada umumnya. menurut Arif S. Sadiman,
dkk (2005:54) diantara kelebihannya adalah sebagai berikut:
a. Media
rekaman dan peralatannya telah menjadi sesuatu yang sangat lumrah dalam rumah
tangga, sekolah, mobil, bahkan kantongan (walkman, mp3). Karena harga yang
cenderung terjangkau oleh lapisan masyarakat, ketersediaanya dapat diandalkan.
b. Rekaman
dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan dan isi pembelajaran
dapat berada dibeberapa tempat pada waktu yang bersamaan.
c.
Merekam peristiwa atau isi pelajaran
umtuk digunakan kemudian, atau merekam pekerjaan siswa sendiri dapat dilakukan
dengan media audio
d. Rekaman
memberikan kesempatan pada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat
diagnosis guna membantu meningkatan keterampilan mengucapkan, membaca, mengaji
atau berpidato.
Kekurangan
Media Rekaman
Adapun kekurangan atau kelemahan media
rekaman adalah sebagai berikut (Arif S. Sadiman, dkk., 2005:54):
a. Dalam suatu
rekaman, sulit menetukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika pesan atau
informasi itu berada ditengah-tengah pita, maka akan memakan waktu lama untuk
menemukannya, apalagi jika radio tape tidak memiliki angka-angka penuntun
putaran pitanya.
b. Kecepatan
merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk
memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda
dengannya.[8]
Jenis
Media Rekaman
Peralatan media rekaman telah mengalami
perkembangan sedemikian rupa dari waktu ke waktu. Tahapan-tahapan perkembangan
media setidaknya telah mengalami empat fase, yaitu gramophone, tape recording,
multitrack recording, dan digital recording.
a. Gramophone
Gramophone adalah
satu-satunya alat perekam dan playback yang umum digunakan, tetapi zaman mulai
berubah dan mulai muncul peralatan-peralatan yang lebih canggih sehingga alat
ini tidak layak untuk digunakan.
b. Tape
Recording
Tape recording disini menggantikan
phonograph dan recording optical karena lebih mudah dan biaya yang lebih
terjangkau. tape mulai popular pada tahun 1950-an perkembangan tape recording
ini membawa perubahan yang pesat dalam membuat musik, proses edit menjadi
mudah. Dengan adanya tape recording proses penambalan dan edit yang lebih
mudah, berbagai kesalahan dapat diperbaiki dengan mudah.
c. Multitrack
Recording
Pada tahun 1940-an dimulainya
eksperimen dengan menggunakan multitrack recording yang terus berkembang
menjadi lebih rumit hingga tahun 1960-an. Dengn adanya multitrack recording,
teknik merekam dengan memisahkan grup artis dapat dilakukan juga dapat
mengeluarkan efek suara stereo.
d.
Digital Recording
Music Digital Recording (MDR) adalah
sebuah teknik sistem rekaman musik secara digital dengan mempergunakan
alat-alat digital, yang akhir-akhir ini telah banyak beredar seiring dengan
berkembangnya teknologi komputerisasi itu sendiri.[9]
Penggunaan Media Rekaman
Penggunaan
media rekaman dalam pembelajaran dapat dilakukan atau digunakan pada semua
fase, dari kegiatan pendahuluan, inti maupun kegiatan penutup dalam proses
pembelajaran. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses pembelajaran
ketika menggunakan media rekaman adalah:
a. Mempersiapkan
diri. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi.
Mempersiapkan diri yang dimaksud disini adalah memeriksa materi dan mencobanya,
membuat catatan hal yang penting dalam rekaman, dan apa yang akan menjadi bahan
utama untuk para peserta didik untuk berdiskusi.
b. Membangkitkan
kesiapan siswa. Menuntun agar para siap untuk mendengarkan rekaman yang akan
diputar dengan cara memberi komentar awal dan pertanyaan.
c.
Mendengarkan materi rekaman.
Mendorong siswa untuk mendengarkan dengan tenang dan berkonsentrasi.
d. Diskusi
(membahas). Setelah selesai mendengarkan rekaman, diskusi pun dilakukan secara
informal dengan memberi pertanyaan yang bersifat umum.
e. Menindaklanjuti
program. Pada umumnya,diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program
mengakhiri kegiatan mendengar.
2.
Audio
Radio
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
(1990:719) diartikan; 1) siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara, 2)
pemancar radio, 3) pesawat radio.[10] Ada tiga unsur dalam operrasionaliasi radio,
yaitu pesan atau materi siaran, pemancar radio yang berperan sebagai penerima
siaran sehingga bisa didengarkan oleh para pendengar. Radio adalah teknologi
yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi
elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan
merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa
udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul
udara).[11]
Radio merupakan perlengkapan
elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan
aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan
baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai
media pembelajaran yang cukup efektif. Media ini juga mampu merangsang
partisipasi aktif bagi si pendengar tatpi dalam penggunaan radio dalam
pembelajaran.
Kelebihan Media Radio
Radio
mempunyai kelemahan dan kelebihan. Dan di antara kelebihan radio adalah:
a.
Harganya lebih murah dibanding media
tv
b.
Sifatnya mobile, artinya radio dapat
dipindahkan dari satu ruangan ke ruangan yang lain dengan mudah
c.
Jika digunakan bersama-sama
recorder, radio bisa mengatasi probelma jadwal , program dapat direkam dan diputar
lagi sesuka hati kita
d.
Radio dapat mengembangkan imajenasi anak
e.
Dapat merangsang partisipasi aktif dari para pendengar
f.
Radio dapat memusatkan perhatian
peserta didik pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya
g.
Radio dapat mengerjakan hal-hal
tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru
h.
Radio dapat mengatasi ruang dan
waktu, serta jangkuaannya yang lebih luas
Kelemahan
Media Radio
Sementara kelemahan radio adalah:
a.
Sifat komunikasinya bersifat satu
arah (one way coummunication)
b.
Biasanya siaran disintralisir
sehingga guru tidak dapat mengontrolnya
c.
Penjadwalan pelajaran dan siaran
radio dalam kegiatan pembelajaran sering menimbulkan masalah, integrasi siaran
radio ke dalam kegiatan pembelajaran dikelas sering kali menyulitkan.[12]
d.
Radio tidak dapat memberi informasi
terperinci.
e.
Daya jangkaunya terbatas. Jika radio
sekali disiarkan dapat menyiarkan pendengaran masal di tempat-tempat berbeda,
program kaset hanya terbatas di tempat program disajikan saja.
f.
Dari segi biaya pengadaannya bila
untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
Jenis-jenis
Perkembangan Radio:
1.
Radio AM
Radio AM (modulasi amplitudo). Pada tahun 1896 ilmuwan Italia, Guglielmo
Marconi mendapat hak paten atas telegraf nirkabel yang menggunakan dua sirkuit.
Orang pertama yang melakukan siaran radio dengan suara manusia adalah Reginald
Aubrey Fessenden. Ia melakukan siaran radio pertama dengan suara manusia pada
23 Desember 1900 pada jarak 50 mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia)
Saat ini radio AM tidak terlalu banyak digunakan untuk siaran radio komersial
karena kualitas suara yang buruk.
2.
Radio FM
Radio FM (modulasi frekuensi), Pada tahun 1933 Armstrong menemukan sistem
modulasi frekuensi (FM) yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta tidak
terganggu oleh cuaca buruk. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di Amerika,
FM menjadi penyokong gelombang mikro (microwave), pada akhirnya FM benar-benar
diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.
3.
Radio Internet
Penemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan
oleh radio konvensional. Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio
streaming dan e-radio) bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara
lewat internet.
4.
Radio Satelit
Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital.
Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak memiliki penghalang besar seperti
terowongan atau gedung. Oleh karena itu perangkat radio satelit banyak
dipromosikan untuk radio mobil. Untuk mendapat transmisi siaran yang baik,
perlu dibuat stasiun repeater seperti di Amerika agar kualitas layanan prima.
5.
Radio Berdefinisi Tinggi (HD Radio)
Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini bekerja dengan
menggabungkan sistem analog dan digital sekaligus. Dengan begitu memungkinkan
dua stasiun digital dan analog berbagi frekuensi yang sama. Efisiensi ini
membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi yang sama. Kualitas suara yang
dihasilkan HD radio sama jernihnya dengan radio satelit, tetapi layanan yang ditawarkan
gratis. Namun untuk dapat menerima siaran radio digital pendengar harus
memiliki perangkat khusus yang dapat menangkap sinyal digital.[13]
Penggunaan Media Radio
Peran media radio dalam kegiatan pembelajaran bisa
berperan sebagai suatu kegiatan yang mandiri, atau melengkapi media utama
lainnya, ataupun sebagai media utama yang dibantu dengan media-media lainnya
atau bersama-sama dengan media lainnya. Peranan media radio dalam sistem
belajar jarak jauh (SBJJ) adalah sebagai salah satu media penunjang terhadap
media utama, yaitu model seta bekerjasama dengan media lainnya.
Acara siaran radio dari segi pemanfaatannya sebagai
media pembelajaran dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu acara yang sejak awal
dirancang untuk keperluan pembelajaran (by design) dan acara yang
bersifat umum, dalam arti dari awal acara tersebut tidak dirancang untuk
keperluan pembelajaran, tetapi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kegiatan
pembelajaran (by utilization).[14]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengembangan
media audio secara garis besar meliputi
kegiatan perencanaan, produksi dan evaluasi. Karakteristik media audio bisa
dicapai dengan cara pemusatan perhatian ,mengikuti pengarahan, digunakan untuk
melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka dengar, perolehan arti dari
suatu konteks, pemisahkan kata atau informasi yang relevan dan yang tidak
relevan dan mengingat dan mengemukakan kembali ide atau bagian-bagian dari
cerita yang mereka dengar.
Langkah-langkah
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media audio didasarkan pada sistem
pemanfaatannya dalam kegiatan pengajaran seperti persiapan dalam merencana, berkonsultasi tentang materi dan perencanaan,
mencatat beberapa hal yang bisa membangkitkan interes, bahan diskusi, dan
cara-cara mengkaji pemahaman atau apresiasi.
Audio
banyak macamnya, seperti audio rekaman, berasal dari kata dasar rekam yang
diantara artinya dalam Kamus Besar
Rekaman berarti sesuatu yang direkam dapat berupa suara, gambar atau
ctakan dan sebagainya. Media rekaman ini bisa berupa suara musik, suara manusia
, suara binatang atau yang lainnya yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran. Ada juga radio yang merupakan perlengkapan elektronik yang dapat
digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui
beberapa kejadian dan perisstiwa- peristiwa penting dan baru masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawir,
dkk. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta:
Pedagogia, 2012
Sudjana, Nana dan Ahmad
Rivai. 2009. Media Pengajaran.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
[1]
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media
Pengajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2009, hlm. 129.
[2]
Ibid, hlm. 130
[3]
Ibid, hlm. 132-133
[4]
Ibid, hlm 133
[5]
Sukiman, Pengembangan
Media Pembelajaran, Pedagogia, Yogyakarta, 2012, hlm. 153.
[6]
Asnawir, dkk., Media
Pembelajaran, Ciputat Pers, Jakarta, 2002.
[7]
Sukiman, Pengembangan
Media Pembelajaran...., hlm. 156.
[11]
http://id.wikipedia.org/wiki/Radio
0 Komentar